Pahawang bawa anak, bisa? Terus terang, saya bukan penyuka road trip. Meskipun saat kecil dulu saya sering road trip terutama menjelang lebaran, dan kenangannya cukup indah. Tapi ketika punya anak, saya menjauhi road trip. Yang terbayang adalah kerempongannya. Bagaimana kalau anak bosan selama di perjalanan. Bagaimana kalau anak kebelet ke kamar mandi padahal sedang di tol. Bagaimana kalau macet parah, dan sebagainya.
Hingga akhirnya libur anak sekolah kemarin, saya dan suami memutuskan untuk mengajak anak-anak road trip ke Lampung. Yup, lokasi tujuannya adalah Lampung, tempat dimana banyak saudara dari ayah saya.
Saat kecil, saya beberapa kali lebaran ke Lampung. Pernah naik mobil lalu menyebrang menggunakan kapal. Pernah juga naik pesawat. Tadinya saya dan keluarga akan naik pesawat. Tapi berhubung cek tiketnya mepet, harga sudah melambung. Padahal ada lima orang yang harus beli tiket.
Dengan berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk ke Lampung menggunakan mobil. Perjalanan ke Lampung merupakan road trip pertama kalinya bersama anak-anak. Apalagi harus naik mobil selama belasan jam.
Siapa sangka, anak-anak justru kooperatif. Sesekali memang mereka bosan dan berantem. Tapi kebanyakan mereka senang, bersemangat, dan tidak rewel. Makanpun mau, tentu saja ayam crispy for the rescue, hehe.
Salah satu tujuan wisata kami selama di Lampung adalah ke Pahawang. Tadinya sempat pesimis, khawatir anak-anak tidak menikmati wisata laut. Ternyata oh ternyata, malah sebaliknya.
Saya dan suami memilih one day trip karena agak repot kalau harus angkut-angkut koper jika memilih trip yang menginap. Cukup lah seharian di Pahawang lalu malamnya kembali ke Bait Sa’da Syariah (hotel milik sepupu) untuk beristirahat.
Yuk, simak keseruan selama trip ke Pahawang.
Itinerary Selama di Pahawang
Pihak tur guide menunggu kedatangan kami di dermaga Ketapang. Kami naik perahu melalui dermaga ini. Ada beberapa lokasi tujuan selain Pulau Pahawang. Apa saja?
-
Pulau Kelagian Kecil
Destinasi pertama adalah Pulau Kelagian Kecil atau sering disebut sebagai Kelagian Lunik. Lokasinya terletak di Desa Gebang, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Alhamdulillah ombak selama di perjalanan cukup tenang. Sewaktu sampai di Pulai Kelagian Kecil, terus terang saya takjub dengan kebersihan pantai dan kejernihan airnya. Belum lagi pasirnya putih gitu. Pasir pantai yang hanya bisa saya temui di Gunung Kidul, Bali atau Lombok.
Di Pulau Kelagian Kecil, anak-anak bisa berenang karena ombaknya relatif tenang. Bisa juga bermain istana pasir, mencari kerang, menikmati kelapa muda, atau berjalan kaki di dermaga sekitar tanaman bakau.
Seperti sahabat ismi ketahui, tanaman bakau bermanfaat untuk melindungi pantai dari erosi. Fungsinya adalah daratan terlindung dari hempasan ombak sehingga tidak mudah longsor. Saya sempat mengagumi akar-akar pohon Bakau yang menjalar kuat ke dalam air.
-
Pulau Pahawang Kecil
Setelah puas bermain di Pulau Kelagian Kecil, seharusnya kami langsung snorkeling di Pulau Pahawang. Tapi karena sudah hampir waktunya makan siang, saya dan suami meminta tur guide agar bisa makan terlebih dahulu. Alhamdulillah bisa.
Kami makan siang di Pulau Pahawang Kecil, sebuah pulau dengan pemukiman penduduk yang memasak untuk para wisatawan. Menunya lengkap meskipun sederhana. Mulai dari nasi, ikan, telur dadar, sayur, sampai semangka dan kerupuk.
Saya dan anak-anak mengganti baju dengan baju renang di pulau ini, karena itenerary berikutnya adalah snorkeling.
-
Pulau Pahawang (Snorkeling)
Untuk snorkeling sendiri berada di tengah laut. Terdapat semacam area dari kayu untuk tempat perahu ditambatkan dan wisatawan bisa melakukan snorkeling di laut. Terus terang ini adalah pengalaman pertama saya melakukan snorkeling.
Saya belajar memakai alatnya, yang ternyata lumayan sulit karena harus latihan bernapas melalui mulut. Terkadang lupa/ panik sehingga justru menelan air. Saya sempat berpikir apakah anak-anak bisa? Karena kalau tidak bisa, ya tidak akan kami paksakan mereka untuk snorkeling.
Benar saja ternyata kedua putri saya awalnya agak takut masuk ke laut. Terutama Karena mereka memakai pelampung yang ketika berada di air agak nyekek lehernya. Padahal pelampung sangat membantu ketika berada di kedalaman yang lumayan.
Saya sendiri berhasil melakukan snorkeling dan melihat keindahan bawah laut Pahawang. Ada pula tulisan “Selamat datang di Pahawang” yang terbuat entah dari apa karena posisinya terletak di bawah air. Biasanya turis berfoto di depan tulisan tersebut sambil menyelam. Selain itu ada spot untuk berfoto dengan ikan nemo di terumbu karang.
Lihat deh hasil fotonya, lumayan keren, kan? Tur guide juga mengambil video saya dan suami bersama nemo-nemo ini.
Oh ya, meskipun paket one day trip kami sudah mendapatkan makan siang dan minum berupa air mineral, untuk camilan/snack harus beli sendiri. Untungnya di dermaga tersebut ada warungnya. Setelah naik ke daratan tentu saja saya merasa lapar dan haus.
Teh hangat dan pisang gorengnya juara! Kalau sahabat ismi ke sini, pastikan mencicipi pisang gorengnya ya. Apalagi makannya sambil memandang lautan Pahawang. Mantap!
Bagaimana dengan anak bungsu saya, Bintang? Apakah ia ikut turun berenang di laut? Sayangnya, sewaktu akan snorkeling Bintang mulai rewel. Berawal dari ia tidak mendapat kacamata snorkeling karena tidak ada yang ukurannya kecil untuk anak seusianya. Ia mengamuk dan bilang ingin beli kacamata warna biru. Saya yang sudah paham dengan rutinitasnya langsung tahu bahwa sebenarnya ia mengantuk.
Ternyata benar, setelah diayun-ayun sambil digendong, eh tidur juga. Jadilah ia tidur sepanjang aktivitas snorkeling. Setelah bangun Bintang enggak terlalu rewel lagi. Bahkan mau minum teh hangat dan makan pisang goreng. Tapi ternyata ia masih ingat dengan kacamata renang warna biru, hehe.
Lalu kakak-kakaknya bagaimana? Walaupun mereka belum bisa menggunakan alat snorkeling (kacamata untuk melihat hewan di bawah laut dan alat pernapasan via mulut), mereka mulai berani berenang.
Awalnya si sulung takut karena kakinya sempat terkena terumbu karang yang tajam sampai erdarah. Ia tidak mau turun lagi ke air. Tapi akhirnya mau lagi dengan catatan tangannya dipegangin. Eh lama kelamaan malah asyik berenang sendiri.
-
Pulau Kelagian Besar
Setelah puas snorkeling di Pahawang, tur guide membawa kami ke Pulau Kelagian Besar. Anak-anak bisa bermain pasir dan berenang di sini karena ombaknya termasuk tenang. Pasir pantainya putih, sepanjang pantai terdapat banyak gazebo, dan ada beberapa warung.
Saya sempat kaget Karena di pulau ini ada banyak anjing besar-besar. Entah ada yang memelihara atau gimana. Soalnya kalau enggak ada yang pelihara kok sampai nyasar ke pulau ini. Tapi kalau ada yang memelihara kok tidak menggunakan kalung. Saya bahkan sempat memebri makan salah satu anjing karena memang ada ayam sisa. Anjing tersebut lahap sekali.
Saat berenang di Pulau Kalegian Besar, sebaiknya sahabat ismi berhati-hati. Karena suami dan anak-anak saya merasakan kakinya perih dan gatal. Entah terkena hewan apa.
Tips Membawa Anak Berwisata ke Laut
Tak seperti ke pantai, wisata ke laut jelas lebih butuh persiapan dan perlengkapan. Oleh karena itu, saya akan membagikan beberapa tips agar anak nyaman dan tidak rewel saat ke laut.
- Pakai Sunscreen
- Bawa Baju Renang dan Baju Ganti
- Bawa Kimono Berbahan Handuk (Jika Punya) dan Handuk
- Siapkan Camilan/ Makanan Berat Lainnya Meskipun Paket Trip Sudah Menyediakan
- Stok Minuman
- Bawa Perlengkapan Bermain Pasir
- Bawa Minyak Telon dan Obat-obatan Lain
- Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Anak
Salah satu alasan saya baru kali ini membawa anak-anak ke laut karena saya rasa si bungsu sudah cukup usianya untuk terkena angin laut. Tidak dipungkiri kami naik perahu selama berjam-jam lho untuk berpindah dari satu pulauke pulau lainnya. Saat itu cuaca alhamdulillah bagus, itupun angin laut tetap terasa.
Makanya kimono berbahan handuk/ handuk sangat bermanfat untuk menyelimuti badan anak yang kedinginan. Baju renang is a must karena lebih mudah kering (tidak seberat baju biasa) bila terendam air. Kalau berniat bilas di dermaga, bawa juga alat mandi.
Biasanya paket trip sudah menyediakan obat-obatan P3K seperti betadin, hansaplas, dll. Tapi untuk obat-obatan khusus sebaiknya tetap dibawa ya. Misalnya saja obat alergi, karena anak bisa saja tiba-tiba alergi makanan laut di sana.
Oh ya, pastikan tidak memaksakan anak harus terjun ke laut ya. Kalau mereka tidak mau/ takut ya pelan-pelan dibujuk. Andai tetap tidak mau ya sudah, tidak apa-apa. Begitu pula bila cuaca sedang tidak bagus. Lebih baik tidak jadi snorkeling/ tidak jadi berenang daripada terjadi hal yang tidak diinginkan.
Semoga pengalaman saya membawa tiga anak ke Pahawang bisa bermanfaat bagi sahabat ismi. Baca juga pengalaman ke objek wisata lain di Lampung.
mantai ini
mendapatkan asupan vitamin sea
Pergi ke laut untuk anak intinya bisa dilihat juga ya apakah si anak memang sudah oke ketika kena angin laut. Karena bisa banyak manfaat juga untuk mengenal suasana.
Selama keliling pulau Pahawang menggunakan paket tour ya mbak? Sampai berapa harga one day tour gitu mbak soalnya harus naik kapal kan ya
asik banget nih buat quality time bareng keluarga di tengah padetnya aktivitas, kalo bareng keluarga pasti banyak barang bawaan yang dibawa dan harus aware jangan sampai ketinggalan. Lebih baik cari tau rekomendasi produk apa saja yang harus dibawa supaya ngga kebanyakan barang bawaan