Merawat Tanaman Hias, Hobi Terbaruku
Siapa yang sejak pandemi jadi hobi berkebun? Hmm, tampaknya banyak ya. Aku pribadi sebenarnya sudah berkebun sejak punya rumah sendiri tahun 2013 lalu. Di rumah lamaku ada sedikit taman di depan teras.
Di taman itu, aku menanam beberapa tanaman hias, bunga, dan buah-buahan. Alhamdulillah semuanya subur. Yang paling subur adalah jeruk purut. Hingga saat ini, tetangga sekitar masih mengambil buahnya baik untuk masakan atau dibuat minuman.
Begitu pindah tinggal ke Jogja, aku juga masih berkebun. Tapi cuma nyiramin tanamannya ibuku. Selebihnya ibuku yang merawat. Aku bagian ngemilin buah-buahan dari hasil berkebun ibuku. Ada mangga, belimbing, hingga srikaya.
Tahun 2019 lalu, aku pindah ke Depok lagi. Masih menanam. Sebagian besar tanaman dari rumah lama aku bawa.
Tapi sedihnya, banyak yang mati. Karena ternyata di sini ada hama kayak bekicot dan ulat. Ditambah lagi para kucing yang sering pup sembarangan sehingga tanamanku terinjak-injak. Hiks
Akhirnya pindah cari cara lain. Menanam di pot sehingga bisa dipindah kemana saja. Kalau di teras lagi banyak hama, pot pindah ke halaman belakang. Dan sebaliknya. Hingga akhirnya saat pandemi, aku mengenal banyak tanaman hias yang lebih mudah untuk dirawat.
Sirih gading adalah tanaman hias pertama yang aku rawat. Berbekal dari bertanya di Instagram story, ternyata sebagian besar teman-temanku menyarankan sirih gading karena tahan terhadap cuaca dan kondisi apapun.
Selain itu, aku juga membeli monstera adansonii, dan calatea.
Sempat juga menanam spider plant yang didapat dari sekolah KB anakku (sebelum corona melanda). Hingga hari ini, aku sudah merawat berbagai jenis tanaman hias. Apa saja ya?
10 Tanaman Tahan Banting
1. Monstera adansonii
Sering disebut sebagai janda bolong, monstera jenis ini tergolong murah. Dulu aku beli masih 5 ribu rupiah untuk satu daun. Sekarang sih sudah 35 ribu rupiah di marketplace.
Monstera adansonii tumbuh merambat sehingga membutuhkan rambatan atau turus.
Karena merambat, akarnya banyak tumbuh sehingga bisa dipotong dan anakannya dipindah ke pot lain. Hingga hari ini, dari satu indukan monstera, aku sudah punya hampir sepuluh anakan yang berbeda pot. Alhamdulillah
2. Sirih gading
Ini dia si tanaman tahan banting di segala suasana. Eh tapi kemarin sirih gadingku sempat layu karena enggak disiram beberapa hari. Sirih gading memang suka air. Perlakuannya mirip dengan monstera adansonii. Mungkin karena mereka sama-sama merambat ya. Jadi sebelum dipindah ke pot lain, bisa juga dilakukan water propagation.
Apa sih water propagation itu? Water propagation merupakan teknik memperbanyak tanaman dengan media air. Beberapa tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik tersebut, yaitu pegagan, monstera adansonii, jenis sirih-sirihan, dan teratai. Kalau akarnya sudah panjang, baru deh dipindah ke tanah.
3. Keladi
Sekarang di rumah masih ada keladi pink dan keladi kapas. Dulu sempat beli keladi kelinci juga. Tapi mati melulu. Emang enggak jodoh nih sama keladi kelinci.
Untuk keladi kapas sendiri awalnya juga mati. Lalu tanahnya aku pindah ke pot lain yang lebih besar. Eh tiba-tiba tumbuh tunas. Dan sekarang justru jadi besar sekali daunnya.
4. Spider plant
Seperti yang aku ceritakan, tanaman hias spider plant aku dapatkan dari sekolah anakku. Waktu itu dikasih benihnya. Terus dipindah ke pot oleh Kak Sara. Eh alhamdulillah tumbuh.
Baru saja minggu lalu, aku pecah menjadi hampir sepuluh anakan dengan pot kecil-kecil. Doakan tumbuh besar ya.
5. Aglonema
Di rumah ada Red aglonema yang tahan banting juga. Selalu tumbuh tinggi terus dan muncul anakan baru. Anakan tersebut aku pindah ke pot lain. Total sudah ada lima pot baru. Dan sekarang tiap pot sudah tumbuh anakannya. Masyaallah
6. Syngonium
Aku juga merawat Syngonium dan baru saja tadi pagi aku pecah jadi lima pot. Syngonium ini termasuk tanaman yang mudah dirawat. Jarang disiram bisa tetap hidup. Dan jarang terkena matahari juga enggak mati.
7. Sansievera
Banyak yang memelihara sansievera karena tahan banting. Tamanan hias yang disebut lidah mertua ini bagus untuk udara karena menyerap polusi.
Tapi sayangnya aku masih belum terlalu berhasil merawatnya. Beli dua indukan, yang satu busuk, yang satu lagi masih berusaha bertahan hidup. Jadi belum sampai berhasil memindahkan anakannya.
8. Kaktus
Enggak tahu kenapa aku gagal mulu pelihara kaktus. Kecuali kaktus imitasi. Hehe. Kayaknya sih kebanyakan air, jadi pada busuk gitu. Akhirnya mati deh. Kapan-kapan coba menanam kaktus lagi deh.
9. Calathea Burle Maxi
Sebelum merawat calathea Burle maxi, aku pernah mempunyai calathea kapas, dan akhirnya mati hiks. Lalu aku mencari lagi jenis calathea yang mana yang kira-kira lebih tahan banting. Alhamdulillah sekarang usianya sudah sebulan lebih. Ditaruh di musola, di dalam rumah saja. Siram dua atau tiga hari sekali.
10. ZZ plant
Tanamannya Pak Han di drakor Start up nih. ZZ plant atau tanaman dolar ini tahan banting. Bisa ditaruh di luar rumah atau di dalam ruangan. Tunas baru juga sering muncul. Tapi aku belum berhasil memperbanyak dengan memindahkan anakannya. Doakan segera rimbun ya ZZ plantku.
Segitu aja deh cerita tentang hobi baruku. Kapan-kapan aku lanjutin mengenai perawatannya. Kayak dikasih apa saja selain air? Rekomendasi pupuk adakah? Dan sebagainya?
Kalau teman-teman punya tanaman hias apa di rumah?

Baru tahu ada tanaman dolar, apa kalau gede daunnya jadi dolar atau bisa jadi cuan pas dijual, Mbak? Hehe….