Melelahkan sekali kalau kita terus mengejar pengakuan dari orang lain. Punya kepuasan itu dari sini (menunjuk hati), bukan dari sana (menunjuk ke tempat penghargaan). Apa sih, arti kebanggaan buat lo?”
Trailer CineUs ini mengena banget, memaksaku untuk flashback pada tahun 2011 silam, 2 tahun yang lalu. Jadi, apa arti kebanggaan buatku saat itu?
Arti kebanggaan buatku adalah ketika bisa lulus S2 luar negri dan berpraktek sebagai Apoteker klinis di Rumah Sakit milik pemerintah. Pasti 2 hal tersebut bisa membuat orangtuaku bangga karena anaknya sukses berkarir sesuai profesinya. Dua hal tersebut jelas pula membuatku bangga, karena ujungnya adalah membantu sesama, bermanfaat sebagai tenaga medis yang memahami obat demi kelangsungan kesehatan masyarakat Indonesia. Tapi ternyata itu baru angan semata. Hidup ku berubah semenjak kehadiran Najla.
Athaya Najla Nirwasita, balita yang tepat 12 Oktober ini berusia 21 bulan adalah buah hatiku, hasil cintaku dengan suamiku. Maka selama 21 bulan juga aku melepas karirku, sebagai seorang Apoteker di sebuah Rumah Sakit di Jakarta, sebuah RS swasta yang pertama kali mendapat akreditasi JCI (Joint Commission International) di seantero Jakarta. Akreditasi JCI ini cukup bergengsi karena tenaga medis termasuk Farmasi dituntut berpraktek secara ideal, dilengkapi dengan SOP dan bukti- bukti dokumentasi di setiap lini praktek pelayanan. Surveyor nya berasal dari Luar Negri, penilaiannya ditujukan untuk mengoptimalkan fasilitas alat kesehatan, kualitas pelayanan dan meminimalkan human error. Tujuan utamanya adalah keselamatan pasien. It’s not easy, expecially for Pharmacist, which still trying to get recognition in Indonesia. JCI sekarang diwajibkan di beberapa Rumah Sakit Pemerintah (terutama yang terakreditasi A) dan RS swasta yang tentunya ingin meningkatkan kualitas pelayanan.
Bangga menjadi bagian dari JCI di RS tersebut? Tentu saja, tapi ada hal lain yang bikin aku lebih BANGGA.
I believe the children are our future
Teach them well and let them lead the way
Show them all the beauty they possess inside
Give them a sense of pride to make it easier
Let the children’s laughter remind us how we used to be
( “Greatest Love Of All“, Whitney Houston)
Kini arti kebanggaan buatku adalah tentang Najla. Menjadi orang yang pertama kali dilihatnya ketika bangun tidur, menjadi orang yang menatap senyum dimatanya ketika akan beristirahat dari dunia bermainnya. Menjadi orang pertama yang melihatnya melangkah, mendengar kata pertamanya, bahkan melihat tumbuh gigi pertamanya pun terasa membanggakan untukku.
Anak- anak selalu punya cara lugu yang membuat kita tersenyum, membuat kita menyadari dunia tidak harus melulu saling jegal, saling ingin menang sendiri, ataupun saling ingin menjadi si Nomor 1 di segala bidang. Dunia dimata anak- anak seperti Najla adalah tempat bermain, tempat mereka belajar arti kasih sayang, arti berbagi dengan sesama, dimana dunia seharusnya indah dimata mereka. Sungguh beruntung Najla bisa hidup tanpa kekurangan suatu apapun, di bumi paling kaya, Indonesia. Tak bisa kubayangkan nasib anak- anak Gaza seumurnya, ataupun anak- anak yang tinggal di tepi Ciliwung atau di bawah kolong jembatan Jakarta. Miris, dan terpukul aku melihatnya.
Seperti lirik lagu Whitney Houston, aku percaya anak- anak adalah masa depan kita. Maka kan kubangun masa depan yang setidaknya lebih baik dari dunia saat ini. Paling tidak, aku bisa menanamkan kejujuran pada Najla, sebuah karakter yang sudah sulit kita temui dijaman edan ini. Kan kutanamkan rasa utuhnya berbagi, rasa indahnya saling menyayangi sesama. Satu lagi pondasi kuat kehidupan adalah konsep Ketuhanan, konsep ada Tuhan yang Maha segalanya, konsep ada Tuhan yang melihat perilaku kita. Maka kelak, ketika Najla menemui kerikil dalam hidupnya, kuharap dia mengadu pada Tuhan Sang Maha Mendengar, bukan terjerumus dikelamnya dunia. Begitupun ketika Najla sukses, kuharap dia berterimakasih kepada Tuhan Sang Maha Pemberi, bukan bercongkak atau ber ‘riya’ diri.
Arti kebanggaan buatku bukanlah seberapa cepat najla lancar berhitung dan membaca, bukan pula seberapa lincah gerakan tari dan jalannya.
Arti kebangaan buatku adalah ketika keluar dari mulut mungilnya, dengan terbata-bata, Najla berkata, “Unda…sayang..peyuk..peyuk..”. Ahhh, tak kuasa aku meminta lebih dari ini. Kepuasan hati yang tak ternilai harganya. Maka tak heran ketika Rasulullah SAW bersabda untuk mentaati dan melayani Ibu kita sebanyak 3 kali terlebih dahulu baru kemudian Ayah. Jelas terlihat bahwa beliaupun memuliakan ibu, bangga terhadap sosok ibu.
****
Artikel ini ditulis bukan untuk membandingkan karir vs keluarga, bukan pula untuk menyudutkan Working Mom, bukan juga untuk mendewakan Stay At Home Mom. Karena aku percaya, setiap ibu punya caranya sendiri, untuk membuat dirinya BANGGA menjadi IBU terbaik bagi anak-anaknya.
Anak adalah masa depan. Nice post 🙂
nice bunda.. semoga kelak aku juga diberi kesempatan oleh Allah SWT merasakan indah dan nikmatnya menjadi ibu dan merasakan betapa dilemanya memilih antara karir ataupun di rumah,, semoga saja..dan aku hingga hampir empat tahun ini masih diberi waktu oleh Allah untuk menjalani hidup kami tanpa kehadiran mereka… semoga,, iya semoga.. suatu saat nanti bisa mengerti apa yang seorang bunda rasakan…. (*ditulis saat sendu-seneng duit, haha…)
Aamiin Nisa, insyaAllah akan tiba waktunya.ujianmu kesabaran menanti rezeki tsb,pahalanya mungkin sama dengan kami bersabar mengurus anak =)
Aaamiiin ya Rab.. Makasih doanya bunda.. Iya ya ngurus anak itu nggak gampang apalagi d i bagian “mendidik” karena mendidik itu tidak mudah.. Mulai dari menjadi contoh yg selalu dilihat Najla di rumah.. Semangat ayah bunda semoga Najla jd anak sholehah