Aktifitas pra-Calistung
Saat ini, kalangan orang tua muda dibingungkan dengan pro kontra belajar calistung dini.
beragam teori tentang golden age, manfaat mengajarkan calistung di usia dini, syarat bisa calistung saat masuk SD dll.
di luar itu, banyak sanggahan tentang ketidaksiapan anak kita dengan belajar calistung dini, dampak jangka panjang, lebih pentingnya mengajarkan akhlak dibanding calistung dll.
Alhamdulillah saya lebih tercerahkan lagi setelah membaca buku “Bunda, Sekolah Pertamaku” by Bunda Wening. berikut saya kutip bagian-bagian penting dalam subbab Kegiatan Pra-calistung (saya ringkas, tidak saya kutip sama persis)
PRA MEMBACA
ada beberapa pertanyaan sebagai indikator, sederhananya kesiapan membaca seorang anak.
1. bagaimana sikapnya terhadap buku? tertarik atau tidak?
2. bagaimana perilakunya saat memanipulasi buku, pura-pura membolak balik buku atau tidak?
3. apakah memiliki kesadaran bunyi, misal memenggal kata atau ritme tertentu?
4. apakah dapat mengenal kata atau lambang tertentu atau tidak?
urusan pra membaca dapat dikatakan sudah beres jika sudah mendapat jawaban Ya untuk keempat pertanyaan di atas. jika belum, para bunda perlu mengkondisikan anak untuk melakukan kegiatan pra membaca.
Membacakan cerita
membacakan cerita atau story telling dapat menumbuhkan minat baca. anak yang bisa membaca belum tentu minat membaca. semakin sering para bunda membacakan cerita, makin tinggi minat baca anak.
manfaat lain adalaj melatih kmampuan berpikir anak, misal tentang sebab akibat, bagaimana memahami kata, kalimat, paragraf dan sebuah cerita. nah, membaca saja belum cukup tanpa kemampuan memaknai sebuah bacaan. mungkin kita sering mengalami kejadian dimana kita lupa isi halaman sebelumnya, buku yang sedang kita baca. agar anak tidak mengalami hal demikian, sebaiknya saat membacakan cerita kita lontarkan pertanyaan di sela-sela cerita/ akhir cerita.
Menyanyi
melafalkan huruf, kata, kalimat, atau lagu melatih kesadaran bunyi anak. kegiatan ini di sukai anak dengan gaya belajar auditori.
Mewarnai
anak akan belajar tentang kategori terhadap bagian-bagian atau bentuk-bentuk tertentu dari sebuah gambar dengan cara memberikan warna yang berbeda dis etiap bagian. hal ini dapat membantu mereka ketika akan melakukan pengelompokan terhadap huruf, suku kata, kata dan kalimat yang berbeda-beda.
Kegiatan pra membaca lain
– menemukan bentuk gambar
– menyusun puzzle
– mengelompokkan benda dan bangunan
– menemukan huruf dan angka
– menyebutkan beberapa benda dalam gambar
– bermain kartu gambar dan menyebutkannya
PRA MENULIS
1. Apakah cara memegang pensil sudah benar?
2. apakah sudah mempu menyalin bentuk-bentuk geometris?
3. apakah sudah mampu menulis dari urutan ke kiri dan kanan?
4. apakah sudah mampu menulis namanya sendiri?
jika belum semua dijawab Ya, mari kita lakukan kegiatan pra menulis ini
Mengecat
gerakkan jari ke atas, ke bawah, samping kanan dan kiri.
Bermain tanah liat/ playdough
pada kegiatan ini, anak secara aalmi akan menekan, menggulung, membentuk dan kelima jarinya akan menari lincah berkreasi.
Merobek kertas
merobek kertas melatih keluwesan motorik jari anak. ketika merobek anak akan menjepit kertas menggunakan jari telunjuk, jari tengah di bagian atas serta ibu jari pada bagian bawah, sekaligus menggunakan tangan kanan dan kiri.
Menjumput
menjumput menggunakan pinset besar. makin besar anak, pinset semakin kecil. ajak anak menjumput benda kecil di sekitarnya.
Kegiatan lain:
– meronce manik
– menyusun balok
– membuat mozaik kolase
– memetik jari
– memasukkkan benda ke kotak
Pra Berhitung
1. apakah anak sudah mampu mengklasifikasikan bentuk dan ukuran?
2. apakah sudah mempu mengurutkan kecil-besar, panjang-pendek dll?
3. apakah sudah mampu menyimpulkan perbandingan? misal, kaka lebih tinggi daripada adik. ayah lebih tinggi daripada kakak, jadi yang paling tinggi ayah?
berikut beberapa kegiatan
– mengelompokkan benda berdasarkan bentuk, warna, dan ukuran. misalnya menggunakan balok, kertas warna, balon, manik dll
– membandingkan ukuran benda, panjang, pendek, tinggi, banyak sedikit.
*aktifitas lain bisa lihat permendiknas 58. ada aktifitas-aktifitas yang lebih beragam.
Tulisan diambil dari artikel bunda Iluvia Dama di dokumen Preschool Online
Berbekal panduan diatas, saya coba mencek kemampuan pra calistung Najla, dan inilah hasilnya:
1.Pra membaca
Yeay,Najla sudah lolos tahapan ini karena ketertarikannya pada buku terbilang besar. Dia mampu membolak-balik buku dan berimajinasi sendiri terhadap gambar yang terdapat di buku. Kesadaran bunyi, pemenggalan kata, dan intonasi pun cukup membuat saya dan Ayahnya terperangah. Pengenalan terhadap lambang tertentu juga baik, kalau untuk pengenalan kata tertentu memang belum.
Ternyata tanpa disadari, memang saya dan Najla banyak melakukan aktivitas pra membaca seperti mewarnai, bermain flash card, menyanyi, mendongeng, dll.
2. Pra Menulis
Hmm, untuk yang satu ini dipastikan Najla belum siap. Cara memegang pensil belum mantap, menggambar bentuk geometris malah Bundanya yang disuruh gambar (saya coba menuntun tangan Najla menggambar lingkaran, segitiga dll tapi masih kaku), apalagi menulis namanya sendiri, he he. Walaupun beberapa kegiatan stimulasi sudah sering dilakukan seperti merobek kertas, tissu, menjumput, main puzzle. Jadi PR nya adalah stimulasi aktifitas pra menulis yang lain nih *sambil planning bikin play dough homemade.
3. Pra berhitung
Tengah-tengah nih. Najla sudah bisa mengklasifikasikan bentuk, lingkaran dengan lingkaran, kotak dengan kotak, persegi panjang dengan sesamanya. Tapi untuk mengurutkan dari tinggi kerendah /sebaliknya, mengurutkan paling kecil kepaling besar atau sebaliknya belum benar urutannya. Somehow, menyimpulkan perbandingan sudah oke, Najla kecil:ayah besar, boneka minie besar:boneka pooh kecil, dll. Kesimpulannya sedikit lagi siap melewati tahapan pra berhitung.
Thanks bunda iluvia atas sharingnya bikin galau saya hilang, berganti dengan semangat menstimulasi tahapan pra calistung:)
berarti umur kesiapan anak bisa saja berbeda2 donk yah?
Sepertinya sih begitu.tapi kalau ditarik rata2 berdasar penelitian ya sekitar 6-7tahun baru bener2 siap. Kalau untuk pengenalan sambil bermain sih sah2 aja.Coba deh diamati ketertarikan anak thp angka dan huruf, pasti kerasa kapan mereka mulai tertarik. So far,najlaku 2th menunjukkan ekspresi ogah2an kalo liat gambar angka,dan semua dibilang “dua”, hehe
Memang perlu ekstra kesabaran untuk mengajarkan anak calistung. Jadi sebagai orang tua harus memberikan contoh dan kualitas diri. Kesiapan anak dalam belajar memang berbeda-beda, tapi sebagai orang tua tetap harus mengenalkan belajar kepada anak-anak kita walaupun mereka belum mau mendengar dan mengikuti yang kita ajarkan.