Sebagai penikmat jalan-jalan, rasanya kurang afdol kalau traveling tanpa berfoto. Di zaman serba online ini, foto bak kebutuhan primer. Mungkin lebih baik telat makan daripada enggak dapat momen sunrise misalnya. Atau enggak papa deh meninggalkan teman saat hiking, demi dapat foto sunset, ups.
Evolusi Kamera Untuk Traveling
Sebenarnya sudah sejak dari dulu sih foto digunakan sebagai alat untuk menyimpan kenangan. Zaman masih pakai rol film, saya termasuk yang selalu mencetak foto lho. Sampai sekarang album fotonya masih ada. Meskipun beberapa foto sudah berwarna kuning saking lembapnya.
Ketika beralih ke kamera digital, aktivitas cetak mencetak mulai jarang dilakukan. Semua foto disimpan di laptop. Saat itu belum ada media sosial, jadi yang menikmati hasil foto ya diri sendiri. Jika dibutuhkan misal untuk keperluan buku kenangan sekolah, atau diary pribadi, baru deh fotonya dicetak. Saya mengalami semuanya nih. Mencetak foto di saat tertentu dan untuk tujuan tertentu saja.
Nah, sekitar tahun 2006, saya mulai mengenal Friendster. Foto-foto mulai diupload ke album Friendster (eh, bener kan ya ada area unggah fotonya? Saya agak lupa:D). Tapi saat itu, saya belum terlalu sering traveling. Maklum, sedang jadi mahasiswa yang super sibuk. Tiap hari kuliah dan praktikum, hiks.
Sesekali, saya jadi panitia ospek dan sempat piknik ke pantai lalu foto-foto. Sekarang fotonya dimana? Huaa enggak tahu. Enggak pernah dicetak. Lupa sudah diunggah ke media sosial yang mana. Dan parahnya, saya ganti laptop dan ganti gawai beberapa kali karena rusak:(
Foto-foto banyak yang enggak ke back-up. Boro-boro punya cadangannya, disimpan di galeri gawai yang mana saja saya enggak inget.
Foto Saat Traveling
Sekarang, saya masih mengandalkan kamera gawai untuk dibawa-bawa kala traveling. Terhitung kurang lebih setahun kemarin, saya membeli mirorless, karena merasa butuh untuk memotret objek yang jauh agar tidak pecah ketika di zoom. Dengan mirorless, ada banyak fitur yang bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan foto traveling.
Saya masih menyimpan hasil foto di galeri gawai, dan tentu saja di backup di Google Drive. Selain itu, foto dari mirorless juga saya backup di laptop dan hardisk eksternal. Tapi belakangan, di laptop saya muncul tulisan bahwa memori penuh, hiks.
Yang jelas, pengalaman di masa lalu saat gawai dan laptop rusak masih membekas di ingatan. Saya enggak mau kejadian yang sama terulang lagi. Foto hilang tanpa backup. Atau bahkan backup ikutan rusak. Pingin sih nyetak foto kayak zaman dulu. Tapi apa sempat nempel-nempelin foto ke album? Terus harus ke lokasi cetak foto buat ngasihin file fotonya dan ambil hasil cetaknya? Hmm, kok saya NO ya.
Nah, begitu saya mendengar nama IDPhotobook, saya langsung penasaran. Beneran nih desain kayak majalah? Tanpa harus keluar rumah? Terus, keunggulan lainnya apa?
Saya ceritain langsung ya prosesnya sampai album photobook datang ke rumah.
1. Pilih Paket Album Photobook
Ada berbagai pilihan paket di IDPhotobook, antara lain:
Ada juga paket album Premium dengan isi 150 foto, untuk 100 lembar photobook ukuran 20×25 cm. Harga promonya 995K lho:) Nah, dari sekian banyak itu, pilih lah yang sesuai dengan kebutuhan dan budget teman-teman. Saya kemarin pilih yang Large dan Square.
Anyway, kalau teman-teman follow IG nya IDPhotobook, bakal selalu update promo lho. Entah free ongkir, entah paket nya jadi diskon, dan sebagainya sebagainya.
2. Pilih Cover dan Tema Album Photobook
Setelah memilih paket, teman-teman dapat memilih cover Album Photobook. Ada beberapa warna yang dapat disesuaikan dengan kesukaan. Saya pilih cover window putih untuk album khusus traveling pribadi. Sedangkan untuk album keluarga, saya pilih cover rainbow.
Oh ya, ada layanan baru dari IDPhotobook yaitu hard cover custom untuk paket Large. Contohnya seperti ini:
Untuk album pribadi, saya memilih tema traveler. Sedangkan untuk album keluarga, saya memilih tema romantic. Pilihan temanya ada banyak lho. Teman-teman bisa melihat sendiri di penawaran.idphotobook.com
3. Pilih Foto dan Kirim File
Setelah memilih paket, nanti ada keterangannya butuh foto berapa banyak. Misalnya kayak pilihan saya, paket Large membutuhkan 80 foto, dan Square butuh 61 foto. Untuk resolusi minimal 400-500 pixel ya agar kualitas cetaknya juga bagus, enggak pecah fotonya.
4. Bayar dan Tunggu Paket Album Photobook Datang
Sehabis itu kita tinggal bayar dan tunggu paket datang deh. Serunya cetak foto online ya gini. Semua via internet saja. Mudah banget, kan? Proses cetak Album Photobook mudah dan cepat.
Bagaimana Hasil Album Photobook?
Enggak pakai lama, seingat saya 3-5 hari setelah saya mengirim semua file foto, datanglah paket dari IDPhotobook. Packaging -nya rapi dengan amplop cokelat. Lalu ada pelapis bubble wrap. Di dalamnya masih ada bungkus luar lagi yaitu berupa box berwarna cokelat tua. Saya suka:)
Jeng..jeng.. ada dua album foto unik sesuai pesanan saya.
Review Tipis-Tipis
Kalau boleh jujur, hasil album foto di IDPhotobook di atas ekspektasi saya. Tadinya saya mengira kertasnya bakal tipis dan warna fotonya enggak bagus. Ternyata oke punya lho.
Kualitas photobook nya saya acungi jempol. Desainnya sesuai tema, dan kualitas cetaknya juga bagus. Meski di beberapa foto ada yang agak pecah (sepertinya ini akibat pemilihan foto saya yang rendah resolusinya)
Anak-anak suka banget dan mata mereka berbinar ketika melihat album foto di hadapannya. Kakak tak henti-hentinya bercerita itu foto diambil dimana dan sedang apa. Adik antusias ketika melihat wajah ayahnya di foto. “Ayah..ayah…!” begitu katanya.
Saya senang sekali bisa membuat kenangan saat traveling menjadi lebih nyata, karena anak-anak tampaknya lebih semangat ketika melihat bentuk real berupa foto yang dicetak. Bentuk seperti majalah juga memudahkan sehingga enggak perlu menempelkan lagi ke album, karena berisiko fotonya lepas dan hilang.
Selain sebagai backup foto di gawai dan laptop, cetak foto juga memanggil kembali memori anak akan kenangan saat foto diambil, yaitu ketika traveling bersama orangtuanya.
Mereka bergembira mengetahui pernah mempunyai momen indah. Saya pribadi juga bahagia karena bisa melihat kembali peristiwa berharga yang pernah saya lalui.
Tak hanya anak-anak saja yang heboh, Mama saya juga ikut antusias membuka album foto dan bertanya pada cucunya, ini sedang dimana dan ngapain. Terbukti bahwa orang lanjut usia seperti kakek nenek lebih senang melihat album cetak dibanding membuka foto di gawai.
Nanti saya pingin cetak foto lagi ah, kan kemarin habis jalan-jalan ke Belitung:D.
Cek promo dulu di media sosial IDPhotobook:
Fb: https://www.facebook.com/Idphotobook.page
IG: https://www.instagram.com/id.photobook
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC1IzjwadnEEP5qhdY9tWIAw
Anyway, saya ngadain Giveaway nih di IG, cukup coment kenapa menurutmu penting untuk mencetak foto? Akan ada dua pemenang yang saya pilih menurut jawaban dan mendapatkan voucher IDPhotobook sebesar 10%.
Syaratnya mudah. Follow IG IDPhotobook dan coment di sini. Jangan lupa juga follow IG @dian_ismyama ya. Semoga beruntung:)
Sesama penikmat jalan jalan..tanpa kamera memang hambar..
Wah praktis banget ya, aku juga pernah kehilangan foto foto di eksternal hardisc
Iya tinggal cetak online
Waaa sebagai pengabdi OOTD sayang juga nih kalo foto-foto ku cuma betrakhir di instagram aja, mesti diabadiin lewat photobook, biar bisa pamer ke anak cucu nanti 🙂
kaya gini nih, “nih nih liat cu, nena waktu masiih muda, kece khan?”
Kenangan traveling semakin indah dan mengesankan dengan di cetak di Photobook ya MakDian. Sudah destinasinya kece-kece semua, di cetak dengan stylish pula, semakin luar biasa kenangan indah travelingnya.
Wah dilihat dari daftar harganya sih masih termasuk terjangkau ya Mbak, udah ada desainnya, kertasnya bagus, dan bentuknya juga jadi kaya album majalah. Ide yg bagus buat kado juga nih, anti mainstream :3
bagus mbak, asli. Daripada nanti hilang memang bagusnya foto kenangan itu dicetak, nanti meluncur ke lokasi
Aku juga sudah cetak di ID Photobook lho 😀
Bagus ya hasilnya, jd pengen tiap setahun sekali kumpulin foto dan cetak di sana 😀
ID Photobook kreatif dan keren! Dengan cetak foto, kita bisa bagi2 kenangan buat mereka yg gak hobi gawai. Harganya macem2 juga
Tebal..kertasnya, seperti majalah..aku suka sekali bisa mencetak foto di ID photobook…
Emang sekarang banyakan naruh di hp. Kalo ilang..rusak..kenangan jadi ikut raib…
Untung ada id photobook..
bagus banget ya hasilnya mbak Dian. aku jadi penasaran dengan orderanku
Sebagai orang biasa yang nikmati jalan-jalan kalau ada mood saja, ya perlu sih cetak foto untuk melihat kembali nostalgia di masa lalu. Hahaha, cuma pertanyaannya, apakah hanya berlaku di Kota tertentu saja? Apa bisa dikirim ke semua kota dengan biaya kirim khusus? Hmmm…
Hahaha.. Mbak Dian… Boro-boro nyimpen cadangan, fotonya disimpen di gawai mana aja gak inget.. hihi.. padahal pasti fotonya bagus-bagus yaa..
Untung sekarang ada ID Photobook ya, cara cetak foto yang kerennn 🙂
Yes! AKu tertarik juga ini! betul, idenya sama kayak mba April hihi..
Saya pernah nih bikin album di IDPhotobook waktu anak baru lahir. Hmmm, ide yang bagus ya, cetak foto2 pas liburan. Walaupun diambilnya pake kamera ponsel doang ?