Kehamilan Minggu ke 39 dan Waspada Postterm

Facebooktwitterredditmail

photogrid_1454028039642-1.jpg

Kehamilan Minggu ke 39 dan Waspada Postterm!

Enam hari yang lalu saya kontrol ke dokter kandungan untuk mengecek kehamilan. Alhamdulillah janin sudah berusia 38 minggu dengan berat 2,9 kg. Tadinya malah sudah dihitung 2,9 kg ketika 2 minggu yang lalu, dan kemarin dihitung 3,2 kg. Tapi setelah dilakukan pengukuran ulang, kemungkinan besar ada salah ukur pada alat, sehingga menjadi bias. Posisi bayi yang sangat aktif bergerak cukup menyulitkan dokter saya karena belum selesai diukur, eh janin udah pindah posisi lagi, hehe. Tapi akhirnya bisa juga dihitung, dan pas keluar angka 2,9 kg saya lebih lega. Maklum saja, dulu kakaknya lahir dengan berat 2,98 kg. Jadi inginnya kali ini juga nggak besar-besar amat bayinya supaya mudah dilahirkan.

Saat usianya masih 30 mingguan
Usia kehamilan 30 minggu

Untuk usia kehamilan 38 minggu, berat segitu termasuk normal. Padahal tadinya di kehamilan minggu ke 32 hingga ke 35 berat janin saya sempat kurang 100-200 gram, sehingga disarankan diet tinggi karbohidrat untuk meningkatkan berat badan bayi. Yaitu dengan memakan jagung rebus, ubi kuning rebus dan 2 butir telur putih setiap hari, masih ditambah dengan susu UHT plain.

Bagaimana perkembangan janin minggu ke 39? (Saat ini usia kehamilan saya 39 minggu)

Janin pada usia ini sudah mencapai tingkat fullterm (sempurna). Semua organnya sudah terbentuk. Termasuk indera-inderanya, sehingga bisa saya rasakan bahwa tubuh bayi sudah semakin memenuhi ruang rahim. Hingga gerakannya pun lebih ke menggeliat saking sempitnya ruangan. Apalagi dokter mengatakan bahwa kepala janin saya sudah masuk ke rongga panggul, jadi berasa sekali makin turun ke bawah dan menekan selangkangan serta panggul bagian bawah. Rasanya sudah sangat berat sekali karena posisi janin berada di bawah.

Sejak usia kandungan 38 minggu kemarin, dokter sudah mengatakan boleh dilahirkan. Karena usia pas untuk kelahiran adalah 38-40 minggu. Apalagi kondisi masih bagus. Saat itu, janin saya dievaluasi denyut jantungnya, plasenta, jumlah ketuban, serta gerakannya. Mulai usia 38 minggu, gerakan janin minimal 10x/12 jam. Bila merasa tidak sampai 10x dalam 12 jam, maka ibu harus segera ke rumah sakit. Sementara pemeriksaan lainnya yang saya sebutkan hanya bisa dilihat melalui USG. Dokter menyatakan bahwa seharusnya juga dilakukan pemeriksaan CTG (Kardiotografi) untuk menilai jumlah napas dalam berapa pukuh menit (pastinya saya lupa). Tetapi 4 pemeriksaan di atas sebenarnya sudah cukup mewakili kondisi kesejahteraan janin di dalam kandungan (beliau menggunakan kata kesejahteraan untuk menyatakan kondisi di dalam rahim). Plasenta yang tidak mengalami pengapuran (atau pengapuran dalam batas wajar), air ketuban yang banyak, denyut jantung yang sesuai, menjadi pertimbangan bahwa bayi masih tidak apa-apa berada dalam rahim.

Waspada Postterm!

Baru kali ini dokter kandungan menyatakan bahwa kalau mau, boleh saja melakukan induksi alami, seperti melakukan hubungan suami istri tanpa pengaman. Sebenarnya bukan tanpa alasan dokter berkata begitu. Beliau tak ingin kandungan saya lewat waktu (postterm/melewati hpl). Karena, setelah 40 minggu, fungsi plasenta akan menurun. Padahal plasenta memiliki peran penting yaitu menyulai makanan dan oksigen dari ibu untuk janin. Jadi bukan berarti semakin lama di dalam kandungan maka tumbuh kembang janin akan semakin baik, justru sebaliknya, bayi harus dilahirkan. Padahal bila plasenta sudah mengapur/aliran oksigen sudah tidak maksimal, maka bisa-bisa bayi tidak dianjurkan lahir pervaginal karena dikhawatirkan akan mengalami hipoksia. Hal ini juga yang menyebabkan bayi yang lahir di usia kandungan lewat waktu biasanya berkulit kering/keriput. Wah, jangan sampai deh!

Kehamilan lewat waktu artinya bila lebih dari 42 minggu dan belum diikuti oleh tanda-tanda persalinan seperti adanya kontraksi atau flek pada ibu. Bila tanda postmaturitas seperti perkapuran plasenta atau berkurangnya air ketuban tidak terjadi, bisa saja dokter memberi waktu toleransi 1 minggu yang diikuti monitoring secara ketat. Bahkan kemarin dokter sudah berkata pada saya, setelah minggu ke 40, kontrol yang tadinya seminggu sekali menjadi 3 hari sekali!

Langkah apa yang dilakukan bila terjadi postterm?

Kembali ke kehamilan lewat waktu, bila kondisi bayi masih oke dalam hal denyut jantung dan gerakannya, tetapi sudah lewat 43 minggu, maka biasanya akan diakhiri dengan persalinan melalui proses induksi menggunakan obat, untuk menciptakan kontraksi yang membutuhkan prostaglandin. Sebaliknya bila kondisi janin sudah tidak bagus, biasanya akan di sarankan untuk segera dilahirkan dengan persalinan sesar. Itulah mengapa, Sabtu kemarin saya sudah disarankan induksi alami. Salah satunya dengan cara masuknya sperma yang mengandung prostaglandin, diharapkan tingkat prostaglandin akan mencukupi untuk menimbulkan mulas dan kontraksi.

Saya sendiri anak pertama tidak sengaja melakukan induksi alami di hpl-2. Tapi lebih karena ketidaktahuan kalau hal tersebut bisa memacu kontraksi. Alhasil, kontraksi terjadi tetapi pembukaan masih 0 hinga semalaman dan disarankan induksi/sesar. Masih beruntung induksi infus bisa membuat pembukaan hingga lengkap dalam waktu 7 jam, dan Najla lahir. Kalau tidak, maka bisa-bisa lanjut sesar. Makanya agak was-was juga yang kali ini. Kalau mau induksi alami nanti senasib kayak Najla. Tapi kalau ditunggu dan lewat bulan belum ada tanda persalinan gimana?

Baca juga Kehamilan Pertama, Kehamilan Tahan Banting

Baca juga 8 Kunci Sukses Menyusui untuk Ibu dan Calon Ibu

Tetap semangat dan happy:)
Kehamilan minggu ke 39. Masih semangat dan happy:)

Hingga saat ini saya masih memilih menunggu tanda persalinan datang dengan sendirinya sambil berdoa dan berpikiran positif mensugesti diri sendiri bahwa persalinan akan mudah dan lancar, ibu dan bayi sehat selamat tanpa kurang suatu apapun. Aamiin. Tentu saja saya selipkan doa, saat kelahiran ada suami/ayah bayi yang mendampingi. Artinya nunggu ayahnya datang ke Jogja dulu nih, hehe. Bismillah mohon doanya juga ya teman-teman semua.

Oh ya untuk ibu hamil yang wajahnya bertambah bulat, saya punya tulisan terbaru nih tentang jilbab instan untuk pipi tembem. Pas banget 10 detik aja waktu untuk memakainya, dan pipi tembem ibu hamil tersamarkan=)

(Visited 50,032 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

22 thoughts on “Kehamilan Minggu ke 39 dan Waspada Postterm

  1. Yasinta Reply

    Itu USG 3D itu ya mbak..
    Saya dulu melewatkan USG tersebut.
    Semoga lancar ya persalinannya, terima kasih post nya..
    jadi tau mesti wapada terhadap posstern ya

    • dian.ismyama Post authorReply

      iya kayaknya, nggak minta tapi sama dokternya langsung dicetakin yang lebih jelas kayak gini. aamiin makasih doanya..

  2. Arni Reply

    Woooooo bumilnya kece banget deh
    Salut sama bumil yang tetap aktif beraktivitas ditrimester ketiga

    Semoga lancar ya mbak
    Ibu dan dede bayi sehat semua

  3. Ririe Khayan Reply

    Selamat utk kelahiran adiknya Najla,
    Hebat mbak dian, msh aktf kopdar arisan jelang hpl.

    Ternyta postterm sgt penting itu diwaspadai ya mbak.

    Ilmu baru *noted*

  4. ihwan Reply

    Mbak Dian bumil yang tahan banting neh, tetep semangat ngeblog hingga stelah melahirkan. rahasianya apa Mbak biar istri saya bisa ngikutin he3

  5. Ummu Azzam Reply

    Wah sangat membantu sekali sharing ilmunya mba. Salam kenal mba. Saat ini usia kehamilan saya 38w 4hari. Menanti masa2 mules dan segera melahirkan walau memang incase hampir sama dengan mba ni belum ada tanda2. Tp ttp pikiran positif aja ya hehehe. Jazakillah khoir mbaa

Leave a Reply

Your email address will not be published.