Jalan Apapun yang Kau Tempuh, Berkaryalah

Facebooktwitterredditmail

received_10205717593807741.jpeg

Karya?

Sebuah kata yang dulu tidak begitu akrab di telingaku. Sejak kuliah, yang menjadi tujuan setelah lulus adalah kerja dan kerja. Apakah bekerja beda dengan berkarya? Bisa iya bisa tidak.

Berkarya sendiri menurut KBBI adalah 1 mempunyai pekerjaan tetap; berprofesi; 2 mencipta (mengarang, melukis, dan sebagainya): orang mencari kepuasan dalam hal ~;

Sementara bekerja berarti 1 melakukan suatu pekerjaan (perbuatan); berbuat sesuatu: ia ~ di perkebunan2 mengadakan perayaan nikah dan sebagainya:ketika ~ mengawinkan anaknya, aku tidak diundangnya

Terlihat kan dimana bedanya. Sebelum menikah, mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar atau menjadi PNS di rumah sakit besar adalah cita-cita saya. Alhamdulillah kesampaian justru setelah saya menikah. Bekerja sebagai apoteker di sebuah rumah sakit swasta besar di Jakarta, rumah sakit pertama yang terakreditasi JCI di Jakarta. Sebuah kebanggaan tentunya, karena saya termasuk jajaran apoteker yang berjuang bersama tim farmasi lainnya untuk lolos akreditasi tersebut. Mengenai waktu kerja, totalitas, lembur, jangan ditanya. Bisa dibayangkan bekerja di rumah sakit di Jakarta yang selalu ramai dan harus profesional, tak jarang harus pulang tengah malam. Tapi tak mengapa, karena suami saat itu juga lebih sering pulang malam agar tidak terjebak macet. Mobilitas hanya seputar kantor-kos atau kantor-rumah (saat kami akhirnya pindah ke kontrakan). Hari sabtu saya masih masuk, hari minggu sebulan sekali stok opname. Di sela-sela itu, baru kami hidup seperti orang normal. Sesekali jalan-jalan di objek wisata sekitar Jakarta dan Bogor, mendatangi undangan pernikahan, dan bersilaturahmi ke rumah teman/saudara di Jabodetabek.

Semua menjadi berbeda ketika saya hamil dan akhirnya memutuskan untuk resign serta melahirkan di kampung halaman, Jogja. Cita-cita kembali bekerja di perusahaan besar sudah tak lagi ideal di mata saya. Hal itu disebabkan bila mengingat waktu kerja yang harus diberikan untuk kantor. Maka akhirnya, agar otak tetap tidak tumpul, pilihan berkarya lewat jalur lain menjadi lebih memungkinkan untuk diwujudkan. Sama halnya ketika saya kembali ke Depok ke rumah baru kami. Saya mencoba berkarya semampu saya dengan segala keterbatasan mengurus balita di perantauan.

Berbisnis dan belajar menulis menjadi bagian dari perubahan di hidup saya. Meskipun keluarga inti saya tidak ada yang menjadi pengusaha, tetapi berjualan sudah akrab di hidup saya ketika sekolah. Sempat berjualan jus, pin sesuai desain pesanan, pulsa dan sebagainya sekedar untuk menambah uang jajan. Semua saya lakukan karena senang. Jadi ketika terjun ke dunia bisnis online, saya sudah tidak kikuk dan tidak malu berjualan. Hanya saja saya harus mempelajari mengenai networking, internet marketing, dan banyak hal baru lainnya terkait pemasaran di dunia online.

Menjadi blogger juga tidak pernah ada dalam bayangan saya sebelumnya. Bahkan saya mengenal istilah blogger ya baru-baru ini saja, tepatnya tahun 2014 ketika ingin memperluas promosi bisnis saya melalui media website. Sejak saat itu saya membuat blog.

Lalu, apa karyamu?

Meski belum bisa dibilang penulis sukses, setidaknya saya sudah menelurkan 2 buku antalogi fiksi dan akan segera menyusul 2 lagi berupa kumpulan flashfiction dan cerpen anak. Meski juga belum bisa dibilang blogger profesional atau full time blogger, setidaknya tulisan-tulisan saya di blog ada yang bermanfaat dan menginspirasi beberapa orang. Ya, berkarya dengan cara yang berbeda memang tidak mudah. Banyak cibiran dan pandangan sebelah mata yang saya dapatkan. Tapi saya yakin bila saya berbisnis dan menulis dengan konsisten, kelak akan menabur perubahan untuk banyak orang, bukan hanya untuk saya saja.

Menjadi berbeda artinya menjadi role model/trendsetter di bidang ini. Teman-teman saya di sekolah dulu, tak banyak yang memilih jalur ini. Bergerak di bidang profesional menjadi pilihan mereka. Maka saya juga harus menunjukkan bahwa berkarya di bidang yang berbeda juga tak kalah profesionalnya. Menyajikan info-info yang bermanfaat untuk banyak orang, tips-tips serta review dan sharing berbagai hal, memang terlihat sepele. Padahal untuk menulis semua itu, tak jarang kami para blogger begadang untuk riset. Membuat foto dan video yang menambah nilai konten juga kami lakukan. Sementara menulis sendiri membutuhkan konsentrasi dan konsistensi. Kami harus fokus, mengetik dengan sepenuh hati, dan berjuang agar dunia online penuh dengan info bermanfaat bukan info simpang siur atau pemecah belah umat.

Bagaimanapun juga, bertemu dengan komunitas positif seperti KEB (Kumpulan Emak Blogger) telah membuka mata saya, bahwa saya tidak sendirian. Bahwa ada banyak perempuan yang memilih jalur ini untuk berkarya. Bahwa berbagai background pendidikan, usia, pekerjaan, domisili, tak membuat kami saling mendiskriminasi satu sama lain. Karena cita-cita kami satu, menjadikan dunia lebih baik dari segi informasi dan edukasi di sosial media.

Arisan ilmu pertama KEB Jogja. Foto by mak Primastuti
Arisan ilmu pertama KEB Jogja. Foto by mak Primastuti

Selamat Ulang Tahun KEB, terimakasih telah membawa perubahan kepada para emak-emak di seluruh Indonesia, terimakasih telah menjadi jalan bagi kami berkarya dari mana saja. Luv you so much:*

Sebagai penutup, jalan apapun yang kamu tempuh untuk berkarya, pastikan memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dilingkungan kecil terlebih dahulu, agar nantinya bisa mengubah lingkungan yang lebih besar. Perbedaan apapun yang sedang kamu hadapi, anggap sebagai pahit manis hidup yang akan selalu ada. Saya jadi ingat sebuah quote

quote perubahan

Tak ada yang kekal di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri”

Jelas bahwa yang selalu berubah itulah yang siap maju di dunia nyata. Yang berubah itulah menandakan bahwa dia bergerak. Tentunya, perubahan yang positif dan membawa dampak baik. Maka, sudahkah kita?

keb banner

(Visited 429 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

12 thoughts on “Jalan Apapun yang Kau Tempuh, Berkaryalah

  1. dWi Reply

    ”.orang mencari kepuasan dalam hal ~;”

    Hmmmm kurang lebih seperti passion ya mak, ya apalagi kalo bukan menulis 🙂
    Ditambah sudah menelurkan 2 buah buku pulak, kereeeeeen mak. Salut!

  2. febriyan Reply

    Dari dulu mau ikutan KEB tapi gak bisa karena…. hehehehe.

    Memang banyak jalan mbak, dan semuanya bagus selama kita berkarya

  3. dara Reply

    Lulus kuliah sempat kerja kantoran, setahun di bidang desain grafis. akhirnya setelah menikah dan punya malaikat kecil, memutuskan full berkarya di rumah bersama si kecil. meski harus nyuri2 waktu, nunggu si kecil bubuk (sekarang baru umur 20 bulan)..

Leave a Reply

Your email address will not be published.