Free trial Stimulasi Anak di Omah Perden

Facebooktwitterredditmail

Omah Perden

Alhamdulillah Kakak Najla sempat mencoba trial stimulasi sensori di Omah Perden. Sebelumnya baca seminarnya dulu yuk

 

Bagaimana keseruannya?

Program di Omah Perden dibagi berdasar kategori usia, anak saya mengikuti kategori usia 5-6 tahun. Saat saya datang bersama anak untuk free trial, pendamping stimulasi menjelaskan bahwa program ini menekankan pada aktivitas bermain yang ada orangtua, dimana orangtua tidak hanya menemani, tapi ikut terlibat dalam proses stimulasi sensori.

Mengapa Omah Perden menekankan hal tersebut?

Karena proses dan hasilnya akan berbeda ketika anak bermain dengan orangtua/yang mengasuh dibanding anak bermain sendiri. Bermain itu seperti anak tangga, sehingga perlu didampingi, lebih baik kalau orangtuanya. Selain itu, Omah Perden juga lebih prefer menstimulasi sensori dengan membuat mainan sendiri, karena memberi mainan jadi dibanding berkreasi, akan berbeda hasilnya.

Perkenalan antara anak, pendamping dan proses adaptasi

Free trial dimulai dengan memberi Kakak Najla name tag yang dipasang di dadanya. Lalu Kakak dibawa ke ruangan bertema hutan, dan dipersilakan untuk mengenalkan dirinya. Jelas Kakak masih malu-malu dong. Untuk Mbak pendamping berusaha untuk terus bertanya dan mendekati anak saya.

Stimulasi dengan bermain alat musik tradisional

Omah Perden stimulasi anak

Selanjutnya, Mbak Anti selaku pendamping, mengajak untuk bermain alat musik tradisional, yaitu saron, sementara saya memainkan bonang, dan pendamping lainnya membunyikan marakas. Nah di sesi ini, putri saya sudah lumayan rileks. Dia mau memegang alat pemukul senor dan mengayunkannya hingga menyentuh senor dan berbunyi. Bahkan Kakak mau mengikuti arahan Mbak pendamping untuk membunyikan nada tertentu.

Setelah itu, pendamping memberikan kesempatan pada Najla untuk memilih mau bermain apa. Kakak Najla nggak mau bernyanyi, dan dia memilih untuk mencoba memasak.

Stimulasi dengan memasak

Omah Perden

Raut wajahnya mulai bersinar begitu melihat dapur yang lucu dan memang didesain untuk anak-anak. Wastafelnya ada yang pendek, mejanya pendek, kursinya kecil-kecil, bahkan kitchen setnya juga pendek sehingga bisa dijangkau anak-anak. Dinding dapur pun ada mural animasi buah-buahan dan sayurnya. Stimulasi Omah Perden melalui proses sensori memasak, memilih untuk mengenalkan makanan tradisional yaitu klepon. Saat Kakak Najla diminta untuk membulat-bulatkan tepung kanji yang sudah berwarna, lalu mengisinya dengan gula jawa. Bunda dan pendamping juga ikutan lho.

Omah Perden stimulasi anak

Kakak juga ikut memasukkan klepon setengah jadi ke dalam air mendidih. Kakak sempat kena air panas yang muncrat saat memasukkan klepon tadi. Setelah itu, kami menunggu klepon matang yang ditandai dengan naiknya klepon di permukaan.

Seru sekali ketika Kakak bersama saya sama-sama memegang jaring untuk mengangkat klepon yang sudah matang, jadi berasa tambah dekat gitu dengan anak=) Kemudian saya dan Kakak mengguling-gulingkan klepon di kelapa parut. Kakak tadi bikin kleponnya kecil-kecil, buat Adek Sara katanya. Terus beneran dibungkus deh buat adiknya.

Omah Perden stimulasi anak

Omah Perden stimulasi anak

Bermain di playground

Selesai membuat dan memakan klepon, rupanya anak saya sudah nggak sabar main di playground.

Omah Perden

Tempat bermain Omah Perden lengkap ada plosotan, ayunan, kayu untuk mendaki, sampai pasir pantai. Nah di permainan ini lah putri saya mulai sumringah dan tertawa. Dia bermain pasir, meniti kayu, sampai manjat kayu juga. Ekspresinya terlihat sangat senang sekali.

Omah Perden stimulasi anak

Sembari Kakak Najla main, saya mengobrol dengan Mbak Anti. Mbak Anti selaku pendamping menyatakan analisanya terhadap program yang saya dan putri saya ikuti kali ini. Menurut beliau, memang Najla terlihat belum nyaman di awal, ditandai dengan dia bergerak ke sana kemari mengeksplor semua yang ada. Tujuannya adalah untuk menyamankan dirinya. Lalu saat bermain musik, dia mulai betah dan mengikuti petunjuk. Nah, memasak menjadi momen yang dia sukai sampai terlihat Kakak Najla konsentrasi sekali. Begitu di playground, kelihatan sudah sangat nyaman terlihat dari ekapresinya yang cair, tertawa, memanggil Bunda, sehingga betah deh di wahana terakhir.

Alhamdulillah saya juga sempat curcol sama Mbak Anti soal beberapa hal yang saya khawatirkan tentang anak saya. Intinya beliau menekankan pada penguatan pondasi, termasuk stimulasi sensori tadi. Meski seharusnya dilakukan pada usia 0-2 tahun, tetapi usia Najla masih bisa lah distimulasi lagi.



Alhamdulillah selesai juga free trial di Omah Perdennya. Saya pribadi berterima kasih kepada pendiri Omah Perden, dan Mbak Cella yang selama ini berhubungan dengan saya untuk menentukan waktu seminar serta trial ini. Saya juga senang bisa bertemu dengan psikolog Bu Gamayanti dan pendamping program stimulasi, Mbak Anti. Menurut saya pribadi, rumah stimulasi yang mengedepankan interaksi antara ibu/pengasuh dan anak itu masih jarang, karena selama ini kan kebanyakan orangtua menyerahkan anaknya secara total pada guru, untuk belajar atau sekolah. Padahal banyak sekali manfaat ketika hubungan anak dan orangtua lebih hangat dan akrab.

Oh ya, sebagai informasi, program Omah Perden diadakan 2-3 minggu sekali tergantung usia anak. Setiap program terdiri dari 5-6 anak, dengan masing-masing pertemuan 2 jam. Untuk biayanya sendiri, teman-teman dapat menghubungi Mbak Cella di Omah Perden, Jalan Juwadi No 1, Kotabaru, belakang Telkom persis, seberang somay Telkom =)


Kalau menurut teman-teman, proses stimulasi anak itu sepenting apakah?

(Visited 564 times, 1 visits today)
Facebooktwitterredditmail Nih buat jajan

9 thoughts on “Free trial Stimulasi Anak di Omah Perden

  1. Prima Hapsari Reply

    Wah mbak Najla pinter banget ya bikin klepon, di TK anakku juga ada program memasak bersama Mak, anak anak dan ortu diawal bulan memasak bersama di sekolah, anak2 seneng belajar memasak.

    Stimulasi emang penting banget, apalagi kebersamaan bersama ortu, omah perden cocok banget nih.

    • dian.ismyama Post authorReply

      bikin klepon ternyata gampang banget mom. hehe. iya anak-anak sekarang di skul nya memang pada ada program memasak ya, padahal aktivitas yang tampak sederhana

  2. Putu Ayu Reply

    iya kayaknya emaknya harus terlibat ya,mbak.. selama ini anak main tp emaknya diem aja ngeliatin, atau main hape, hehe….

    • dian.ismyama Post authorReply

      benar mbak. ortunya kudu ikutan, hp di masukkan tas dulu. ga boleh foto-foto juga. makanya ini difoto in sama fotografer omah Perden nya=)

  3. eni rahayu Reply

    Senang sekali bisabelajar masak yg ternyata bisa melatih motorik anak ya? Wah selama ini anak sy sering bantuin masak. Tapi syang dapurnya kan gak di desain dg tepat sesuai anak yaa…

Leave a Reply

Your email address will not be published.